Skip to main content

LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH (SONDIR, PENGUJIAN KEPADATAN LAPANGAN DENGAN SAND - CONE, KONSOLIDASI,



SONDIR


I. PENDAHULUAN
Pengujian ini secara umum dikenal sebagai pengujian sondir, yaitu uji statis berkaitan dengan cara memasukkan konus melalui penekanan dengan kecepatan tertentu.
Alat yang digunakan adalah Sondir mekanis tipe Begemann Friction Sleeve – Cone (Bikonus), dengan luas proyeksi konus 10 cm2, dan luas bidang geser 100 cm2. Pemberian gaya dengan system hidrolis dengan luas torak (piston) 10 cm2. Pembacaan gaya  (tegangan) pada setiap interval kedalaman 20 cm, menggunakan dua buah manometer masing-masing berskala 0 – 60 kg/ cm2 dan 0 – 250 kg/ cm2.
Hasil dari pengujian ini dapat digunakan untuk merencanakan daya dukung ujung (end bearing) dan perlawanan keliling permukaan tiang (friction/adhesion resistence) dari pondasi tiang maupun daya dukung pondasi dangkal. Selain itu pengujian ini sangat praktis untuk mengetahui dengan cepat letak kedalaman lapisan tanah keras, bahkan dengan mengevaluasi nilai rasio gesekan (friction ratio), dapat pula dilakukan deskripsi jenis lapisan tanah.
Percobaan ini dapat dilakukan pada semua jenis tanah berbutir halus maupun kasar (pasir), namun tidak dapat dilaksanakan jika pada lapisan tanah tersebut terdapat banyak kerikil.

II. TUJUAN PENGUJIAN
2.1.  Praktikan dapat melaksanakan pengujian penetrasi konus (sondir) dengan prosedur yang benar.
2.2.  Praktikan dapat menggambarkan grafik hubungan antara nilai konus, jumlah hambatan pelekat, serta ratio gesekan.




III. PERALATAN
3.1    Mesin sondir ringan (2 ton) atau mesin sondir berat (10 ton)
3.2    Seperangkat pipa sondir  lengkap dengan batang dalam sesuai kebutuhan dengan panjang masing-masing 1 m
3.3    Dua buah manometer kapasitas
·         Sondir ringan    0 – 50 kg/ cm2 dan 250 kg/ cm2
·          Sondir berat     0 – 50 kg/ cm2 dan 600 kg/ cm2
3.4    Konus dan bikonus
3.5    Empat buah angker dengan perlengkapan (angker dan spiral)
3.6    Kunci pipa,alat-alat pembersih, oli, minyak hidrolik ( Castrol olie /SAE 10) dan lain-lain.

IV. PROSEDUR PENGUJIAN
4.1.       Pasang dan aturlah mesin sondir vertikal di tempat yang akan diperiksa dengan menggunakan angker yang diputar searah jarum jam dan ditekan secara kuat ke dalam tanah. Pengisian minyak hidrolik harus bebas gelembung-gelembung udara sehingga tekanan pada manometer sempurna.
4.2.       Pasang konus dan bikonus (sesuai kebutuhan) pada ujung pipa pertama
4.3.       Pasang rangkaian pipa pertama beserta konus tersebut (b) pada mesin sondir
4.4.       Tekan pipa untuk mendapatkan konus atau bikonus sampai kedalaman tertentu, umumnya sampai 20 cm
4.5.       Tekan batang untuk pembacaan manometer
·      Apabila dipergunakan bikonus, maka penetrasi ini pertama-tama akan menggerakan ujung konus ke bawah sedalam 4 cm serta bacalah manometer sebagai perlawanan penetrasi konus (PK) serta dicatat pada lembar hasil sondir. Penekanan selanjutnya akan menggerakan konus beserta selubung ke bawah sedalam 8 cm lalu bacalah manometer sebagai hasil jumlah perlawanan (JP) yaitu perlawanan penetrasi konus (PK) dan hambatan lekat (HL)
·      Apabila dipergunakan konus, maka pembacaan manometer hanya dilakukan pada kedalaman 20 cm
4.6.       Pemberhentian pekerjaan :
·       Sondir ringan : bila tekanan manometer tiga kali berturut-turut melebihi 150 Kg/cm2. Atau kedalaman maksimum 30 meter.
·       Sondir berat : bila tekanan manometer tiga kali berturut-turut melebihi 500 kg/cm2 atau kedalaman maksimum 50 meter.

V. PERHITUNGAN
Rumus yang dipergunakan
1.        Hambatan lekat
HL = (Jp – Pk) x (A/B)
Dimensi :         A          = tahap pembacaan
                       B          = Luas Jaket / luas torak  = 10
2.        Jumlah hambatan lekat
Dimana : L = kedalaman yang dicapai konus

V. HASIL YANG DIPEROLEH
Buat grafik PK (hubungan antara kedalaman dengan nilai PK) jadi satu dengan grafik JHL (Hubungan antara kedalaman dengan JHL)



TABEL PENYONDIRAN
 


Kedalaman (m)
Perlawanan  penetrasi  konus (PK)  [kg/cm2]
Jumlah perlawanan ( JP) [ kg/cm2]
hambatan lekat (HL)  HL= JP - PK  [ kg/cm ]
HL x (20 / 10 )  [kg/cm2]
Jumlah Hambatan Lekat (kg / cm)
Hambatan setempat  HS =HL/ 10  [kg/cm2]



(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

0,00
0
0
0
0
0
0

0,20
25
30
5
10
10
1

0,40
33
37
4
8
18
1.8

0,60
27
31
4
8
26
2.6

0,80
25
28
3
6
32
3.2

1,00
32
36
4
8
40
4

1,20
45
49
4
8
48
4.8

1,40
28
33
5
10
58
5.8

1,60
23
26
3
6
64
6.4

1,80
30
35
5
10
74
7.4

2,00
32
37
5
10
84
8.4

2,20
27
31
4
8
92
9.2

2,40
46
51
5
10
102
10.2

2,60
60
66
6
12
114
11.4

2,80
63
67
4
8
122
12.2

3,00
32
37
5
10
132
13.2

3,20
29
33
4
8
140
14

3,40
36
41
5
10
150
15

3,60
42
47
5
10
160
16

3,80
40
45
5
10
170
17

4,00
33
38
5
10
180
18

4,20
39
43
4
8
188
18.8

4,40
35
40
5
10
198
19.8

4,60
41
46
5
10
208
20.8

4,80
28
33
5
10
218
21.8

5,00
24
28
4
8
226
22.6

5,20
30
34
4
8
234
23.4

5,40
36
41
5
10
244
24.4

5,60
40
46
6
12
256
25.6

5,80
50
55
5
10
266
26.6

6,00
53
58
5
10
276
27.6

6,20
58
63
5
10
286
28.6

6,40
65
70
5
10
296
29.6

6,60
56
61
5
10
306
30.6

6,80
70
75
5
10
316
31.6

7,00
68
73
5
10
326
32.6

7,20
55
60
5
10
336
33.6

7,40
57
62
5
10
346
34.6

7,60
59
64
5
10
356
35.6

7,80
45
51
6
12
368
36.8

8,00
50
55
5
10
378
37.8

8,20
63
67
4
8
386
38.6

8,40
66
73
7
14
400
40

8,60
70
75
5
10
410
41

8,80
57
63
6
12
422
42.2

9,00
83
88
5
10
432
43.2

9,20
65
70
5
10
442
44.2

9,40
70
76
6
12
454
45.4

9,60
58
63
5
10
464
46.4

9,80
60
65
5
10
474
47.4

10,00
57
62
5
10
484
48.4


GRAFIK PENYONDIRAN






PENGUJIAN KEPADATAN LAPANGAN DENGAN
SAND - CONE
 


I.  MAKSUD
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan kepadatan ditempat dari lapisan atau perkerasan yang telah dipadatkan. Alat yang diuraikan disini hanya terbatas untuk tanah yang mengandung butir kasar. Kepadatan lapangan adalah berat kering persatuan isi. 

II. PERALATAN
o    Botoltransparan untuk  tempat pasir dengan isi kurang lebih 4 liter
o    Corong kalibrasi pasir diameter 16.51
o    Pelat atau corong pasir ukuran 30,48 cm x 30,48 cm dengan lubang bergaris tengah 16,51 cm
o    Peralatan kecil yaitu ; palu, sedndok, kwas pahat dan peralatan untuk mencari kadar air
o    Timbangan dengan ketelitian 1,00 gram (di bawa kelapangan)
o    Pasir : pasir bersih keras, kering dan bisa mengalir bebas tidak mengandung bahan pengikat dan bergradasi lewat saringan no 10 dan tertahan pada saringan no 200 (0.075 mm)


Gambar. Alat Sand Cone
Keterangan gambar
  1. Botol sand cone
  2. Pasir standar
  3. Kran corong
  4. Kaleng lapangan
  5. Corong sand cone
  1. Plat sand cone
  2. Pahat
  3. Sendok
  4. Palu karet
  5. Cawan

III. PROSEDUR PENGUJIAN
a.      Menentukan isi botol pasir
1.         Timbanglah alat (botol +corong)                    = W1 gram
2.         Letakan alat dengan botol dibawah, bukalah kran dan isi dengan air jernih sampai penuh di atas kran. Tutuplah kran dan bersihkan kelebihan air.
3.         Timbanglah alat yang terisi air                      = W2 gram. Berat isi = isi botol pasir
4.         Lakukan langkah  2 dan 3 tiga kali dan ambil harga rata-rata dari ketiga hasil. Perbedaan dari masing-masing pengukuran tidak boleh lebih dari 3 cm
b.      Menentukan berat isi pasir
1.         Letakan alat dengan botol di bawah, pada dasar yang rata. Tutup kran dan isi corong pelan-pelan dengan pasir
2.         Bukalah kran, isi botol sampai penuh dan dijaga agar selama pengisian corong selalu terisi paling sedikit setengahnya.
3.         Tutup kran, bersihkan kelebihan pasir di atas kran dan timbanglah = W3
c.       Menentukan berat Pasir dalam corong
1.         Isi botol pelan-pelan dengan pasir secukupnya dan timbang W4 gram
2.         Letakan alat dengan corong di bawah pada plat corong, pada dasar yang rata dan bersih
3.         Buka kran pelan-pelan dan timbanglah alat berisi sisa pasir (W5 gram)
4.         Hitung berat pasir dalam corong (W4-W5) gram
d.      Menentukan berat isi tanah
1.          Isi botol dengan pasir secukupnya
2.          Ratakan permukaan tanah yang akan diperiksa. Letakan plat corong pada permukaan yang telah rata tersebut dan kokohkan dengan paku di keempat sisinya.
3.          Galilah lubang sedalam minimal 10 cm
4.          Seluruh tanah hasil galian dimasukan dalam kaleng yang tertutup yang telah diketahui beratnya (W9 gram) kemudian timbang kaleng dan tanah (W8 gram)
5.          Timbang alat dengan pasir didalamnya (W6 gram)
6.          Letakan alat pada tempat 2, corong ke bawah di atas plat corong dan buka kran pelan-pelan sehingga pasir masuk kedalam lubang. Setelah pasir berhenti mengalir, tutup kran kembali dan timbang alat dengan sisa pasir (W7 gram)
7.          Ambil tanah sedikit dari kaleng untuk menentukan kadar air w%

VI. PERHITUNGAN
Isi botol           = Berat air                   = W2 – W1 cm3
Berat isi pasir uji gp                             = (W3 - W1)/(W2 - W1)
Berat pasir dalam corong                   = (W4 - W5)
Berat pasir dalam lubang                   = (W6– W7)- (W4 – W5)         = W10 gram
Isi Lubang                                            = W10 / gp       = Ve cm3
Berat tanah                                         = W8– W9
Berat isi tanah g                                  = (W8-W9)/Ve  gram/cm3
Berat isi tanah kering gd lap                  = (g/(100 + w))*100%             gram/cm3
Derajad kepadatan di lapangan         = D =( gd lap/ gd lab)*100%

Dalam menentukan pemeriksaan ini, jangan sampai ada getaran-getaran. Dalam pengisian pasir, baik kedalam wadah pasir maupun kedalam lubang harus dilakukan dengan pelan-pelan agar pasir tidak memadat setempat.
Data Sondir;
I. Menentukan isi botol
a. Berat botol + corong
W1
494
b. Berat botol + corong + Air Penuh
W2
663
d. Berat botol + corong + pasir penuh
W3
762
g. Berat botol + corong + pasir
W4
461
h. Berat botol + corong +  sisa pasir
W5
351
j. Berat Cawan + tanah Basah
W8
141
k. Berat cawan + tanah Kering
W11
102
l. Berat cawan
W9
32
n. Berat botol + corong + pasir
W6
763
o. Berat botol + corong + sisa Pasir
W7
559





PEMERIKSAAN KEPADATAN LAPANGAN DENGAN SAND CONE
 


I. MENENTUKAN ISI BOTOL
a. Berat botol + corong
W1
494
b. berat boto + corong + air penuh
W2
663
c. isi botol
W2-W1
169
II. MENENTUKAN BERAT ISI PASIR
d. berat botol + corong + pasir penuh
W3
762
e. berat pasir
W3-W1
268
f. berat isi pasir
 
1.585798817
III. Menentukan berat pasir dalam corong
g. berat botol + corong + pasir
W4
461
h. Berat botol + corong + sisa pesir
W5
351
i. berat pasir dalam corong
W4-W5
110
IV. MENENTUKAN BERAT ISI TANAH
j. berat cawan + tanah basah
W5
351
k. berat cawan + tanah kering
W11
102
l. berat cawan
W9
32
m. kadar air
 
108
n. berat botol + corong + pasir
W6
763
o. berat botol + corong + sisa pasir
W7
559
p. berat pasir dalam corong + dalam lubang
W6-W7
204
q. berat pasir dalam lubang
W10= (W6-W7) - (W4-W5)
94
r. volume tanah / pasir dalam tanah
V= W10 /Yp
59.2761194
s. berat isi tanah basah
 
140.4601536
t. berat isi tanah kering
 
109.4046015
u. derajat kepadatan dilapangan
 
1.283859651





KONSOLIDASI
                       


I.       MAKSUD
         Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan rate of consolidation dan besarnya konsolidasi dari tanah bila mendapat beban vertikal. Sifat pemempatan yang dialami tanah ini berupa adanya perubahan isi dan proses keluarnya air dari dalam pori tanah.
Pada lapisan yang terdiri dari tanah pasir akan segera terjadi penurunan yang hampir menyeluruh dalam waktu singkat setelah bekerjanya bahan / tekanan (penurunan disini umumnya kecil). Pada lapisan yang terdiri dari butiran halus (lempung) Maka penurunannya akan agak besar dan biasanya makan waktu lama.
Besarnya penurunan tergantung pada kecenderungan sifat tanah dapat dirembes atau ditekan atau tergantung pada koefisien rembesan dan koefisien konsolidasi.

II. PERALATAN
·         1 set Alat Konsolidasi lengkap dengan beban
·         Porous stone
·         Trimer
·         Neraca dengan ketelitian 0,1 gram
·         Ekstensometer dengan ketelitian 0,0025 mm (piring ukur)
·         Stop watch
·         Oven
III. BENDA UJI
Disiapkan minimal 3 buah benda uji tanah dengan cara dicetak pada alat cetak yang telah diketahui diameter dan tingginya. Benda uji diambil secara langsung dari lapangan dan ditimbang berat masing-masing.


IV. PELAKSANAAN 
·         Rendam porous stone ke dalam air bersih, hal ini untuk menghindari penyerapan kadar air tanah pada benda uji.
·         Letakan benda uji dengan masing-masing porous stone pada kedua ujungnya pada consolidimeter
·         Atur consolidimeter pada kedalaman balance sebelum dibebani
·         Catatlah angka pada piring ukur
·         Beban dijalankan, timmer dijalankan pada pembacaan piring ukur dilakukan pada waktu ke 0: 0,50 ; 1 ; 2 ; 4 ; 8 ; 15 dan 30 menit.
·         Penambahan beban umumnya dilakukan dari 0,25 ; 0,5 ; 1 ; 2 ; 4 ; dan 8 kg/cm2

V. PERHITUNGAN
1.Hitung berat tanah basah, berat isi dan kadar air benda uji sebelum dan sesudah percobaan serta hitung pula berat keringnya. (BK)
2.Ada 2 cara untuk menggambarkan percobaan konsolidasi yaitu :
·      Dengan membuat grafik penurunan terhadap tekanan
·      Dengan membuat angka pori terhadap tekanan
Jika dengan cara kedua maka :
·         Hitung tinggi efektif benda uji
Dimana :
Ht               =     tinggi efektif benda uji
A                 =     luas benda uji
G                =     Berat jenis tanah
Bk               =     berat jenis kering
·         Hitung besar penurunan total (DH) yang terjadi setiap pembebanan . DH adalah pembacaan arloji pada percobaan dikurangi pembacaan arloji sesudah pembebanan bersangkutan.
·         Hitung angka pori semula
Dimana :
Ho  = tinggi contoh tanah semula
·         Hitung perubahan angka pori (De) pada setiap pembebanan
·         Hitung angka pori (e) pada setiap pembebanan dengan rumus :
·         Gambar harga-harga angka pori ini pada grafik angka pori terhadap tekanan dengan menggunakan skala logaritmis untuk tekanan.
3.Hitunglah derajad kejenuhan sebelum dan sesudah percobaan
Dimana :
Sr             = derajad kejenuhan
W             = kadar air
G              = berat jenis tanah
e               = angka pori
4.Harga koefisien konsolidasi (Cv)
Hitung tinggi benda uji rata (Hm) pada setiap pembebanan. Buat grafik pembacaan penurunan terhadap akar pangkat dua dari waktu setiap pembebanan. Sebagian dari grafik ini merupakan garis lurus dan titik potong garis ini, dengan ordinat (O) dianggap sebagai titik nol yang benar.
Dari titik O ditarik garis OA dengan membuat jarak b = 1,15 a. Titik perpotongan garis OA ini dengan lengkung penurunan adalah harga t90, yaitu waktu untuk mencapai konsolidasi 90%.
Harga koefisien konsolidasi pada setiap pembebanan, dihitung dengan rumus :
Dimana :
Cv        = koefisien konsolidasi (cm2/det)
Hm      = tinggi benda uji rata-rata pada pembebanan yang bersangkutan (cm)
T90        = waktu untuk mencapai konsolidasi 90% (dt)

a.      Sebelum diberi pembebanan
·         Volume total (Vt) = Va + Vw
Vs         = volume butir
Vw       = volume air pori
·         Volume air pori
W         = kadar air
Ws       = berat butir (dalam keadaan kering)
Dw       = diameter butir
·         Tinggi butir mula-mula (Ho)=Vs/ A (tetap)
Vs         = volume butir
A          = luas penampang
·         Tinggi porimula-mula (Hv)= H1- Ho
Ho tidak berubah oleh beban.
·         Angka pori mula-mula
b.      Setelah diberi pembebanan
·         Angka pori
Dh        = dapat dilihat dari pembacaan piring ukur (dial gauge)
·         Besaran           = compression of compressibility
·         Compression Indeks   
Grafik dengan skala logaritma.
·         Coef. Consolidasi                    
T          = time faktor
t           = waktu konsolidasi
H          = 0,5 tebal sample

Tabel faktor waktu :
Percent of Consolidation (U)
%
Time Factor
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
-
0,008
0,061
0,071
0,126
0,197
0,287
0,403
0,567
0,848
-

VI. PERHITUNGANDAN GRAFIK
          i.    Kumpulkan semua data (penurunan dan waktu) yang diambil selama pengetesan
        ii.    Gambar grafik antara penurunan dan akar dari waktu ( ) pada kertas milimeter dan gambar grafik antara penurunan dan waktu pada kertas semi log . (untuk menggambar hail test, tiap grafik digambar dalam satu lembar kertas)
      iii.    Tentukan waktu yang diperlukan untuk mencapai 90% primary consolidation (t 90) dari tiap-tiap grafik h -  yaitu dengan cara menggambar garis singgung AB pada bagian permulaan grafik yang di plot. Mulai titik Bbuat garis datar sampai dengan memotong sumbu tegak dititik C, ukur panjang BC. Pada perpanjangan garis BC, tentukan titik D sedemikian rupa sehingga panjang CD = 1,15 x panjang BC; hubungkan titik A dan D. Besarnya absis (jarak mendatar ) dari titik perpotongan antara garis AD dengan grafik adalah  . cara ini dinamakan ‘square –roof-of- time-fitting method’ diperkenalkan oleh Taylor pada tahun 1942.
       iv.    Tentukan waktu yang diperlukan untuk mencapai 50% primary consolidation (t50) dari tiap-tiap grafik t – h. Sebelum menentukan t50 harga dari d100 (penurunan pada 100% primary consolidation) dan d0 (penurunan pada 0% primary consolidation) harus ditentukan terlebih dahulu. Prosedur untuk menentukan d100 dan d0 dapat dilihat pada gambar (a), d100 ditentukan dengan cara memperpanjang bagian yang lurus dari grafik primary consolidation kebawah dan bagian yang lurus dari grafik secondary consolidation ke atas. Besarnya absis dari titik perpotongan dari dua garis lurus tersebut adalah d100. Untuk menentukan besarnya d0, pilih suatu waktu t1 dan t2 dimana t2 = 4 x t1 . melalui t1 dan t2, buat garis tegak sampai memotong grafik titik A dan B melalui titik-titik A dan B tersebut, buat garis datar AA’ dan BB’ seperti gambar (a). Tentukan beda penurunan vertikal pada waktu t1 dan t2 (jarak antara garis AA’ dan BB’) misalnya x. Gambar garis horisontal yang mempunyai jarak verikal = x di atas garis AA’ hingga memotong sumbu tegak di titik C. Besarnya ordinat (jarak tegak) dari titik C adalah d0. Setelah d100 dan d0 diketahui, tentukan penurunan bertikal yang sesuai dengan 50% primary consolidation dengan cara sebagai berikut :
Melalui d50, buat garis mendatar hingga memotong grafik consolidasi di titik D, absis (jarak mendatar) dari titik D dinamakan t50
         v.    Lengkapi data-data percobaan dalam kolom 1, 2, 8 dan 9 dari tabel (b) kolom 1 dan 2 adalah hasil pembacaan waktu dan penurunan yang diambil selama test, sedangkan kolom 8 dan 9 adalah hail dari perhitungan yang dilakukan seperti langkah iii dan iv
       vi.    Tentukan tinggi solid dari contoh tanah yang di test seperti tabel b dengan cara :
Dimana :
Hs             = tinggi solid
Ws            = berat kering dari tanah di test
D              = diameter dari tanah di test
Gs             = spesific gravity
gw            = berat volume air
     vii.    Tentukan perubahan tinggi Dh dari tanah yang di test sebagai akibat dari penambahan beban dari s ke s +Ds
   viii.    Tentukan tinggi contoh tanah, Ht (f) pada saat akhir dari tiap-tiap pembebanan yang diberikan selama test
       ix.    Tentukan tinggi void, Hv dari contoh tanah pada saat akhir dan tiap-tiap pembebanan selama test konsolidasi dengan cara sebagai berikut :
Hv = Ht (f) - Hs
         x.    Tentukan final void ratio pada saat akhir dari tiap-tiap pembebanan seperti tertulis pada kolom 6 tabel b sbb:









PEMERIKSAAN KONSOLIDASI
ASTM D-9435-70
 


BEBAN
0,25 Kg/Cm²
0,50 Kg/Cm²
1,00 Kg/Cm²
2,00 Kg/Cm²
4,00 Kg/Cm²
WAKTU
0'
-
36.00
78.00
122.00
209.00
0,50'
21.00
48.00
89.00
144.00
236.00
1'
22.00
51.00
92.00
150.00
244.00
2'
23.00
54.00
96.00
156.00
253.00
4'
24.00
57.00
99.00
160.00
261.00
8'
25.00
0.00
101.00
164.00
265.00
15'
26.00
63.00
104.00
168.00
270.00
30'
26.00
63.00
104.00
168.00
270.00
60'
26.00
63.00
104.00
168.00
270.00
120'
31.00
72.00
114.00
185.00
282.00
240'
33.00
74.00
117.00
195.00
286.00
480'
34.60
75.00
119.00
198.00
291.00
1440'
36.00
77.00
122.00
207.00
296.00

Catatan: Berat isi tanah kering lab. Didapat dari uji Proctor = 1,08 gr/cm³













Penggambaran Grafik Untuk Tekanan 0,25
 Waktu (detik)
akar waktu (detik)
0.25 Kg/Cm²


(1)
(2)
(3)

0
0
-

30
5.5
21.00

60
7.7
22.00

120
11.0
23.00

240
15.5
24.00

480
21.9
25.00

900
30.0
26.00

1800
42.4
26.00

3600
60.0
26.00

7200
84.9
31.00

14400
120.0
33.00

28800
169.7
34.60

86400
293.9
36.00

        Grafik dibawah menunjukan Hubungan akar waktu dan  penurunan (kolom 2 untuk sumbu x dan kolom 3 untuk sumbu y)
                
   0,25
                      Keterangan
                  (1) Data
                  (2) (1)^0.5
                  (3) Data



Grafik Penurunan dan √waktu tekanan 0,25 kg/cm2
√t 90 = 9 detik - t90 = 81 detik

Grafik Penurunan dan √waktu tekanan 0,50 kg/cm2
√t 90 = 12 detik - t90 = 144 detik
Grafik Penurunan dan √waktu tekanan 1.00 kg/cm2
√t 90 = 15 detik - t90 = 225 detik
Grafik Penurunan dan √waktu tekanan 2.00 kg/cm2
√t 90 = 18 detik - t90 = 324 detik
Grafik Penurunan dan √waktu tekanan 4.00 kg/cm2
√t 90 = 20 detik - t90 = 400detik























Lengkung P terhadap Cv












Tekanan kg/cm²
√t90 det
t90
cv


0.25
9.00
81.00
0.42

0.50
12.00
144.00
0.23

1.00
15.00
225.00
0.15

2.00
18.00
324.00
0.10

4.00
20.00
400.00
0.08


Comments

Popular posts from this blog

Teknik Sipil

Teknik Sipil Serpih Seputar Teknik Sipil Teknik Sipil Teknik sipil  adalah salah satu cabang ilmu Teknik yang mempelajari tentang bagaimana merancang, membangun, merenovasi tidak hanya gedung dan infrastruktur tetapi juga mencakup lingkungan untuk kemaslahatan hidup manusia. Teknik sipil mempunyai ruang lingkup yang luas, di dalamnya pengetahuan Matematika, Fisika, Kimia, Biologi, Geologi, Lingkungan hingga Komputer mempunyai peranannya masing-masing. Teknik sipil dikembangkan sejalan dengan tingkat kebutuhan manusia dan pergerakannya, hingga bisa dikatakan ilmu ini bisa mengubah sebuah hutan menjadi kota besar. Cabang Ilmu Teknik Sipil Struktural: Cabang yang mempelajari masalah struktural dari materi yang digunakan untuk pembangunan. Sebuah bentuk bangunan mungkin dibuat dari beberapa pilihan jenis material seperti baja, beton, kayu, kaca atau bahan lainnya. Setiap bahan tersebut mempunyai karakteristik masing-masing. Ilmu bidang struktural mempelajari sifat-sifat mate

PROSPEK KERJA TEKNIK SIPIL DAN PERSYARATAN UNTUK MENDAFTAR

PROSPEK KERJA TEKNIK SIPIL DAN PERSYARATAN UNTUK MENDAFTAR Burj Khalifa di Dubai, Golden Gate Bridge di San Francisco dan “Spaghetti Junction” di Birmingham, Inggris memiliki satu kesamaan: yaitu insinyur teknik sipil yang brilliant!! INSINYUR TEKNIK SIPIL KERJANYA NGAPAIN AJA? Insinyur sipil merancang dan mensupervisi pembangunan infrastruktur seperti jalanan, bangunan, terowongan, bandara, bendungan, jembatan, penyimpanan air dan sistem pembuangan kotoran. Insinyur/ahli teknik sipil sering bekerja bersama berbagai tim, dimana mereka menggunakan teori dan model bangunan untuk memprediksikan kinerja suatu desain (bangunan). Mereka biasanya menguji suatu desain dalam skala kecil sebelum mulai membangun. Dalam mengambil keputusan, mereka harus mempertimbangkan fungsi bangunan, manfaatnya bagi masyarakat, keselamatan pekerja dan anggaran. APA BEDA JURUSAN TEKNIK SIPIL DAN ARSITEKTUR? Walau jurusan teknik sipil dan teknik arsitektur sama-sama mempelaj